Jangan Hoaxs di Daerah Ini, Hukuman Sadis dan Memalukan Sepanjang Sejarah Menanti Tukang Gosip

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Gosip adalah salah satu kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kata ini memiliki makna yang beragam dan dapat diartikan dengan berbagai cara tergantung pada konteks penggunaannya. Secara umum, gosip merujuk pada informasi yang tidak jelas kebenarannya dan diucapkan secara terbuka tanpa dipikirkan dampaknya.

Arti Kata Gosip

Gosip dapat diartikan sebagai percakapan yang berisi informasi atau kabar burung yang belum terbukti kebenarannya. Informasi yang disebarkan dalam gosip seringkali tidak memiliki dasar yang jelas, tidak diverifikasi atau diperiksa kebenarannya terlebih dahulu, dan hanya didasarkan pada opini atau pengamatan subjektif. Dalam banyak kasus, gosip seringkali menyesatkan dan merugikan pihak tertentu.

Namun, di sisi lain, gosip juga dapat diartikan sebagai alat untuk berbagi informasi dengan orang lain. Dalam beberapa situasi, gosip bisa membantu mengurangi rasa bosan atau membantu seseorang merasa lebih dekat dengan orang lain. Dalam konteks sosial, gosip bisa menjadi salah satu cara untuk membentuk ikatan antara individu dan menjalin hubungan sosial.

Efek dari Gosip

Meskipun memiliki beberapa kegunaan, gosip seringkali dianggap memiliki efek negatif yang lebih besar daripada manfaatnya. Ketika disebarkan secara tidak benar atau berlebihan, gosip dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan pada hubungan antar individu dan bahkan merugikan citra dan reputasi seseorang. Dalam beberapa kasus, gosip juga dapat memicu ketegangan, konflik, dan bahkan kekerasan.

Selain itu, gosip juga dapat mempengaruhi bagaimana orang lain memandang dan memperlakukan seseorang. Ketika informasi yang disebarkan dalam gosip adalah negatif atau memalukan, orang yang menjadi korban gosip dapat kehilangan rasa percaya diri dan mengalami stres dan ketidaknyamanan sosial.

Mengatasi Efek Negatif dari Gosip

Untuk mengatasi efek negatif dari gosip, kita dapat melakukan beberapa hal berikut ini:

 Membatasi dan mengontrol informasi yang disebarkan. Sebelum menyebarkan informasi, pastikan bahwa informasi tersebut telah diverifikasi dan memiliki dasar yang jelas.

Memahami konsekuensi dari gosip yang disebarkan. Jangan terburu-buru untuk menyebarkan informasi sebelum mempertimbangkan dampaknya pada orang lain.

 Menghindari mempercayai informasi yang tidak jelas kebenarannya. Sebaiknya, hanya mempercayai informasi yang sudah terverifikasi dan diperiksa kebenarannya terlebih dahulu.

Berbicara langsung dengan orang yang menjadi korban gosip. Dalam banyak kasus, membicarakan masalah secara langsung dengan orang yang menjadi korban gosip dapat membantu memperjelas situasi dan mencegah informasi yang tidak benar tersebar lebih luas.

Hukuman untuk Tukang Gosip

 Seperti diketahui Gosip, ghibah, atau gunjing sering kali dilontarkan meskipun belum diketahui faktanya. Gosip tak jarang menjadi pemicu dari masalah-masalah besar yang muncul.

Sama seperti penyebar Hoaks pada masa kini yang dijatuhi hukuman berat. Dalam sejarah tercatat, para tukang gosip zaman dulu juga dijatuhi hukuman yang sangat menyiksa untuk membayar perbuatannya.

Dikutip dari merdeka.com, hukuman-hukuman ini diterapkan diterapkan di banyak negara. Efeknya bervariasi, mulai dari rasa malu, menyiksa secara fisik dan mental, hingga kematian.

1. Scold's Bridle (Kekang Scold)

Menurut catatan, hukuman ini pertama kali digunakan di Skotlandia pada tahun 1567. Kekang Scold adalah penyiksaan mental dan fisik, salah satu tujuannya adalah mempermalukan pelaku di depan umum.

Bentuknya berupa pelat besi yang dirancang untuk dipasang di kepala. Di satu sisi ada benda yang dimasukkan ke dalam mulut dan ditekan ke bawah di lidah. Salah satu sisi kekang Scold sering dilengkapi dengan paku yang bisa melukai mulut pemakainya ketika dia berbicara.

Rasa sakit yang disebabkan oleh bagian-bagian alat hukuman ini sering menyebabkan cedera permanen baik secara fisik maupun mental, dan membuat mereka yang dapat hukuman ini trauma.

2. The Wooden Horse (Kuda Kayu)

Alat ini disebut-sebut sebagai salah satu siksaan paling menyakitkan bagi para penjahat. Kuda Kayu digunakan pada masa penjajahan Amerika, yaitu pada Abad Pertengahan.

Kuda kayu berbentuk balok kayu dengan ujung runcing. Hukuman kuda kayu biasanya dilakukan pada mereka yang melakukan kejahatan besar. Salah satunya bisa dilayangkan kepada wanita yang ketahuan bergosip atau menyebarkan cerita bohong.

Wanita yang menjalani hukuman ini diperintahkan untuk melepas semua pakaiannya dan duduk di balok kayu runcing. Kedua kaki dilampirkan dengan besi yang membuat berat badan terpidana didukung oleh pangkal paha. Karena melekat dengan beban, tubuh wanita yang dihukum itu perlahan turun meskipun dia berjuang. Sementara ujung runcing balok kayu perlahan merobek tubuhnya.

Tidak hanya itu, wanita yang menjalani hukuman ini juga akan dicambuk dari belakang, menyebabkan dia merasakan sakit yang luar biasa sebelum meninggal.

3. Cucking and Ducking Stools (Bangku Cucking dan Ducking)

Hukuman ini muncul di Inggris pada abad ke-13 dan ke-17. Meskipun tidak disediakan secara eksklusif untuk wanita, bangku-bangku ini terkenal digunakan sebagai salah satu alat penyiksaan bagi wanita yang dituduh melakukan sihir, prostitusi, bergosip dan perilaku tidak tertib pada umumnya.

Bangku cucking adalah alat penyiksaan yang sangat mirip dengan toilet. Pemakainya dipaksa untuk duduk dengan menahan diri di bangku cucking kemudian diarak keliling kota.

Sama tidak nyaman dan memalukannya dengan bangku cucking, bangku ducking justru lebih sadis karena dapat mengancam jiwa. Orang yang dihukum oleh bangku harus merunduk dan dipaksa untuk duduk dengan tegak.

Kursi ducking didesain melekat pada balok kayu yang dapat diturunkan ke dalam air. Kursi akan merunduk untuk menenggelamkan yang duduk di atasnya.

 

 

4. Drunkard's Cloak (Jubah Mabuk)

Jubah pemabuk biasanya digunakan sebagai hukuman untuk mabuk di depan umum di Inggris abad ke-16 dan ke-17, hukuman ini diperuntukan untuk wanita.

Nama jubah pemabuk memberikan gambaran akan cara kerja hukuman ini. Jubah mabuk ini dibuat dari tong kayu, tong bir kosong yang dikenakan sebagai kemeja, dengan satu lubang untuk leher dan dua lubang untuk lengan.

Laras yang sangat berat ini menyakitkan sekaligus memalukan. Pemakainya terpaksa berparade melalui jalan-jalan kota. Mereka yang dihukum dengan jubah ini akan mendengar cacian dan hinaan yang memalukan atas perbuatan mereka yang dianggap memalukan.

Kesimpulan

Gosip adalah kata yang memiliki banyak makna tergantung pada konteks penggunaannya. Secara umum, gosip merujuk pada informasi yang tidak jelas kebenarannya dan seringkali diucapkan tanpa memikirkan dampaknya. Meskipun gosip dapat memiliki beberapa manfaat dalam beberapa situasi, seperti membantu mengurangi rasa bosan dan membentuk hubungan sosial, gosip juga dapat memiliki efek negatif yang signifikan, seperti merusak hubungan antar individu, merugikan citra dan reputasi seseorang, dan memicu konflik dan kekerasan.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membatasi dan mengontrol informasi yang disebarkan, mempertimbangkan dampak gosip pada orang lain, hanya mempercayai informasi yang sudah terverifikasi, dan berbicara langsung dengan orang yang menjadi korban gosip untuk membantu memperjelas situasi dan mencegah penyebaran informasi yang tidak benar. Dengan demikian, kita dapat menghindari efek negatif dari gosip dan memperkuat hubungan sosial yang sehat dan positif.***